Aku
bukanlah arjuna yang kau impikan
Menebar
pesona gagah perkasa dunia pewayangan
Yang
selalu menyandang busur dan anak panah dipunggungnya
Dimedan
laga kurusetra
Kuhanya
penonton setia perjuangan dirimu
Yang
bersimbah keringat gelora
Semangat
tak kenal kata menyerah
Namun,
Mengapa
secara tiba-tiba kau
berikan kuda dan anak panah kepadaku ?
Sementara
kau harus rela jalan kaki
Dengan
tumpukan beban dipunggungmu !
Tertatih
namun tak merintih
Tak
lelah, tak ada keluh kesah.
Semua orang bertepuk tangan
Semua
orang bersorak sorai
Keberteriak
menolak !!!
Tapi...
Semua
orang menunjuk hidungku
Sebagai lelaki pengecut dan tak tahu malu.
Sebagai lelaki pengecut dan tak tahu malu.
Srikandiku..
Walau
beribu kuda dan berjuta panah kau berikan kepadaku
Aku
bukanlah Arjuna yang mahir dalam permainan itu
Kau
terus memaksaku
Kutak
bisa lari dari keinginanmu yang menggebu
Aku
takut.....
Takut
mengecewakanmu !
Dengan
penuh kebimbangan
Kutunggangi
dan kupacu kuda itu
Kulepaskan
beribu anak panah
Tanpa
tujuan !!
Kini....
Setelah
semua sunyi
Haruskah
kumenyendiri bak seorang resi ???
Atau....
Kumencari
medan perang lain dalam kehidupan ini.
Medio April 2007
Medio April 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar